Rabu, 22 April 2015

Banyak yang berpikiran bahwa bahwa anak dari orang miskin tidak bisa jadi orang kaya atau konglomerat. Tetapi beda dengan Silvio Santos, beliau membuktikan bahwa anak orang miskin bisa menjadi konglomerat. Mungkin bisa menjadi motivasi buat anda.

Siapa sih yang tidak kenal beliau, beliau adalah menjadi salah satu billionaire di Brazil. Popularitasnya melebihi bintang-bintang sepakbola Brazil yang sangat legendaris di dunia. Padahal beliau usianya tidak muda lagi.

Beliau menjadi salah satu billionaire di Brazil dengan cara berdagang, tetapi beliau cara berdagangnya berbeda dengan orang lain. Beliau pintar bicara, pintar merayu, dan bicaranya seperti penyiar radio. Ia juga pandai memelihara pelanggannya. Dengan cara begitu tak hanya dagangannya laku tetapi jumlah pelanggannya terus bertambah.

Akhirnya pada Suatu kali seorang pencari bakat dari sebuah radio mengamati cara berdagangnya. Ia terkagum-kagum bagaimana cara Silvio remaja menawarkan barang dagangannya. Menurutnya, cara bicara Silvio untuk meyakinkan calon pembelinya akan menarik jika dijadikan program radio.

Tak lama kemudian Silvio kecil jadi penyiar radio. Namun hanya bertahan sebulan karena penghasilannya sebagai penyiar radio jauh lebih kecil dari hasil berdagang di Jalanan Rio de Janeiro. Ia pun kembali jadi pedagang jalanan.

Beberapa waktu kemudian ia pergi ke Sao Paulo. Di kota itu ia kerja serabutan. Berbagai pekerjaan ia ambil, termasuk jadi pedagang jalanan dengan iming-iming hadiah yang bisa dipilih pembelinya. Ternyata bakat menjual –seperti tukang obat di Indonesia—menarik minat pengelola program televisi. Ketika itu televisi menjadi barang baru di Brazil (dan dunia). Maka ia pun jadi pembawa acara TV jenis hiburan. Dari sanalah hidupnya berubah. Ia tiba-tiba saja jadi selebritis yang penampilannya ditunggu pentonton televisi.

Setelah terkenal sebagai pembawa acara televisi ditambah kekayaan yang melimpah, tahun 1976 Silvio mulai tertarik berbisnis. Tak tanggung-tanggung, sebagai selebriti TV ia ingin memiliki TV sendiri. Tahun 1981 ia bisa mendapat izin mendirikan jaringan televisi bernama TVS di Sao Paulo.Channel televisi itu cepat berkembang. Jaringan televisi inilah yang sekarang dikenal sebagai Sistema Brasileiro de Televisao (SBT), jaringan televisi terbesar ketiga di negara itu.

Kini berbagai bisnis dimilikinya di bawah payung grup konglomerasinya bernama Grupo Silvio Santos. Di bawah grup ini ia mengelola 40-an perusahaan yang bergerak mulai bidang yang berhubungan dengan televisi, agrobisnis, perusahaan otomotif dan perhotelan. Tak heran kekayaannya makin menumpuk. Majalah Forbes menyebutkan kekayaan Silvio sekitar US$2,7 miliar (sekitar Rp27 triliun).

Berikut adalah kisah anak jalanan yang menjadi konglomerat. Jangan mengecap diri sendiri bahwa anak orang miskin tidak menjadi orang kaya. Kita harus bisa menghilangkan pikiran berikut karena bisa menghilangkan motivasi untuk menjadi orang kaya.

Motivasi tersebut membuat kami disini semua sadar memang bukan anak orang kaya. Kami disini sedang usaha membuka toko obat herbal online. Kami memang baru saja memulai, tetapi kami yakin bahwa toko online kami akan berhasil. 

Terima kasih sudah mengunjungi blog kami. Semoga bermanfaat. Jangan lupa share yah ?

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!